Ekonomi
Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya
Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah.
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara. Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan
inflasi, menstabilkan mata uang, penjadualan ulang
hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga
minyak bumi yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997
Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun
1990-an akibat
krisis ekonomi yang melanda sebagian besar
Asia pada saat itu,
yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan
PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah
garis kemiskinan, dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.
Indonesia mempunyai
sumber daya alam yang besar di luar
Jawa, termasuk
minyak mentah,
gas alam,
timah,
tembaga, dan
emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih
minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk
beras,
teh,
kopi,
rempah-rempah, dan
karet.
Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan
sektor industri menyumbang 40,7%, dan
sektor pertanian menyumbang 14,0%. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah
Jepang,
Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya yaitu
Malaysia,
Singapura dan
Australia.
Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh
korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga
Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam
Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.
Sosial
Secara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada bagian ini akan dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar. Kesatuan politis Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian besar bermukim di pedesaan. Hanya 10-15% penduduk Indonesia yang bermukim di daerah urban. Indonesia sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja, karena kenyataan Jawa mencakup 8% penduduk urban. Sementara itu bahasa Indonesia masih dapat dikatakan sebagai “bahasa bagi kaum terdidik/sekolah.
Politik
Indonesia menjalankan pemerintahan
republik presidensial multipartai yang
demokratis. Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada
Trias Politika yaitu kekuasaan
legislatif,
eksekutif dan
yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
MPR pernah menjadi
lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah
amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak
2004 menjelma menjadi lembaga
bikameral yang terdiri dari 560 anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui
Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur
independen.
[26] Anggota DPR dan DPD dipilih melalui
pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah
utusan golongan dan
TNI/
Polri. MPR saat ini diketuai oleh
Taufiq Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh
Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh
Irman Gusman.
Lembaga eksekutif berpusat pada
presiden,
wakil presiden, dan
kabinet. Kabinet di Indonesia adalah
Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni
Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh
Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin
Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh
Mahkamah Agung,
Komisi Yudisial, dan
Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
Budaya
Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu
Melayu. Contohnya tarian
Jawa dan
Bali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti
wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu
Ramayana dan
Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai
Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah
Sumatera seperti tari
Ratéb Meuseukat dan tari
Seudati dari
Aceh.
Seni
pantun,
gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu
perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.
Busana
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan
batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi
Yogyakarta,
Surakarta,
Cirebon,
Pandeglang,
Garut,
Tasikmalaya dan juga
Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri batiknya. Busana asli Indonesia dari
Sabang sampai
Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain
baju kurung dengan
songketnya dari
Sumatera Barat (
Minangkabau), kain
ulos dari
Sumatra Utara (
Batak), busana
kebaya, busana khas
Dayak di
Kalimantan,
baju bodo dari
Sulawesi Selatan, busana ber
koteka dari
Papua dan sebagainya.
Arsitektur
Arsitektur Indonesia mencerminkan keanekaragaman
budaya,
sejarah, dan
geografi yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India. Tetapi, Cina, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup dominan.
Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi.
Taman Mini Indonesia Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas Indonesia misalnya
Rumah Gadang,
Monumen Nasional, dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di
Institut Teknologi Bandung.
Olah Raga
Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah
bulu tangkis dan
sepak bola;
Liga Super Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional termasuk
sepak takraw dan
karapan sapi di
Madura. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti
caci di
Flores, dan
pasola di
Sumba.
Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa
gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.
Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di Olimpiade, prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat
Olimpiade 1992, dimana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 emas 2 perak dan 1 perunggu. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai bulu tangkis. Atlet-atlet putra Indonesia seperti
Rudi Hartono,
Liem Swie King,
Icuk Sugiarto,
Alan Budikusuma,
Ricky Subagja, dan
Rexy Mainaky merajai kejuaraan-kejuaraan dunia. Rudi Hartono yang dianggap sebagai maestro bulu tangkis dunia, menjadi juara
All England terbanyak sepanjang sejarah. Selain
bulu tangkis, atlet-atlet tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti
Elyas Pical,
Nico Thomas, dan
Chris John.
Seni Musik
Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari
Sabang hingga
Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki
musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga
keroncong yang berasal dari keturunan
Portugis di daerah
Tugu,
Jakarta,
[61] yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama
dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia 'dicuri' oleh negara lain
[62] untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.
Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:
| - Gondang Batak
- Gong Kemada
- Gong Lambus
- Jidor
- Kecapi Suling
- Kulcapi Batak
- Kendang Jawa
| | - Serunai
- Seurune Kale
- Suling Lembang
- Sulim Batak
- Suling Sunda
- Talempong
- Tanggetong
- Tifa, dan sebagainya
|
Boga
Masakan Indonesia bervariasi bergantung pada wilayahnya. Nasi adalah makanan pokok dan dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama
cabai),
santan,
ikan, dan
ayam adalah bahan yang penting.
Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa
Melayu sendiri,
India,
Timur tengah,
Tionghoa, dan
Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa
Spanyol dan
Portugis, telah mendahului bangsa
Belanda dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.
Penganan kecil semisal kue-kue banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu. Nasi rames yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di tempat-tempat umum, seperti stasiun
kereta api, pasar, dan terminal bus. Di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai nasi rames yang berukuran sangat minimalis dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di atas angkringan, sejenis warung kaki lima.
Terdapat pula aneka makanan yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau tanggungan. Pedagang keliling ini menyajikan
mie ayam, mi
bakso,
soto,
siomay, roti burger,
nasi goreng,
nasi uduk, dan lain-lain.
Perfilman
Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara adalah film bisu tahun
1926 yang berjudul
Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara
Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman
Hindia Belanda. Film ini dibuat dengan aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di
Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal
31 Desember,
1926 di teater Elite and Majestic,
Bandung. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Di masa awal kemerdekaan, sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Di antara sineas yang ada,
Usmar Ismail merupakan salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya
Harta Karun (1949). Namun kemudian film pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara berkedaulatan adalah film
Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an,
Arizal muncul sebagai sutradara film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan 1.196 episode telah dihasilkannya.
Popularitas
industri film Indonesia memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia, meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat. Film
Laskar Pelangi (2008) yang diangkat dari novel karya
Andrea Hirata menjadi film dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia saat ini.
Kesusatraan
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa
Sanskerta pada abad ke-5
Masehi. Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda
Multatuli yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda;
Muhammad Yamin dan
Hamka yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan; dan
Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling terkenal.
Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak.
Chairil Anwar merupakan penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki
tradisi lisan yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka. Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden
Soeharto. Stasiun
televisi termasuk sepuluh stasiun televisi swasta nasional, dan jaringan daerah yang bersaing dengan stasiun televisi negeri
TVRI.
Stasiun radio swasta menyiarkan berita mereka dan program penyiaran asing. Dilaporkan terdapat 20 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2007. Penggunaan internet terbatas pada minoritas populasi, diperkirakan sekitar 8.5%.
Hukum
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada
hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (
Nederlandsch-Indie).
Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem
hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
Tekhnologi
-
Demografi
Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta, dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di
Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota
Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah
Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku
Melanesia,
Polinesia, dan
Mikronesia terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya
Jawa,
Sunda,
Madura,
Batak, dan
Minangkabau.
Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas di antaranya adalah etnis
Tionghoa,
India, dan
Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4 juta populasi etnis Tionghoa. Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930 dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.
Islam adalah
agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya beragama
Protestan (8,9%),
Katolik (3%),
Hindu (1,8%),
Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui
Konghucu.
Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam
bahasa daerah sebagai
bahasa ibu, namun
bahasa resmi negara, yaitu
bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Geografi
Indonesia adalah
negara kepulauan di
Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar
khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°
LU - 11°08'
LS dan dari 95°'
BT - 141°45'
BT serta terletak di antara dua
benua yaitu benua
Asia dan benua
Australia/
Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara
Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km²,
Sumatera dengan luas 473.606 km²,
Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan
Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12
mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200
mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu: